Senin, 19 Februari 2018

Nyeri Haid dan Kista Endometriosis (Kista Coklat)

Mungkin tema ini sudah tidak asing lagi di dumay. Tapi aku harap catatan ini akan menambah khazanah teman-teman akan hal ini, atau mungkin bagi teman2 yang mengalami hal yang sama denganku, aku siap jika ingin sharing di kemudian hari..

Aku sama sekali tidak ada bayangan bahwa aku mempunyai kista. Ya, kurasa sama hal nya dengan perempuan lain terutama yang sedang mendambakan seorang anak sepertiku. Apalagi aku termasuk orang yang cukup rajin promil/cek up ke dokter.

Mulanya, aku mengalami nyeri haid yang sangat hebat.. kurang lebih 7 bulan lalu yakni bulan September 2017. Dulu sebelum menikah, kadang mengalami nyeri haid.. tapi tidak sesakit ini.. Penyebabnya karena kecapekan atau sedang banyak tugas kuliah. Dan saat nyeri haid datang.. cukup kuatasi dengan minum susu beruang atau teh hangat dan tidur/istirahat.. esoknya, nyeri haid langsung hilang.. Beda dengan sekarang, nyeri seperti ada yg terluka di dalam perut, perut di pegang sakit, dan untuk miring kanan/kiri sangat sangat sakit.. dan disertai dengan muntah-muntah.

Khawatir akan gejala ga wajar tersebut, suami ajak aku untuk cek ke klinik umum.. di klinik umum hanya di pegang sebentar lalu diresepkan obat anti nyeri dan obat penambah darah.. lumayan agak mengurangi nyeri meskipun masih disertai muntah2..

Di dua siklus berikutnya lagi, nyeri tidak kunjung sembuh.. akhirnya aku dan suami mencoba untuk konsul ke obgyn di ciputat.. sayangnya, dokter kurang tanggap dengan keluhan  dan malah diresepkan obat untuk promil dan diminta cek hormon.. saya ikuti saja saran dokternya, karena berdasarkan testimoni temen-temen, dokternya bagus dan terkenal. Namun aku hanya bertahan 2 siklus dengan dokter ini karena merasa tidak ada solusi untuk keluhan yang kualami (masih juga nyeri haid hebat dan muntah2)

Akhirnya, siklus haid bulan January dikarenakan sudah tidak kuat lagi menahan nyeri dan muntah-muntah. Sambil menangis aku sampaikan kepada suami ingin ganti rs dan ganti dokter.. Aku sampai berdebat dengan suami karena sering merasa kurang puas yang berujung gonta ganti dokter.. padahal kami sepakat bulan january ini terakhir ke dokter ini.. maafkan aku, aku sudah sangat lelah minum obat yang pada akhirnya hanya menambah penderitaan. Oya waktu cek hormon, aku di diagnosa pcos oleh dokter, dan harus terapi dengan minum metformin.. Metformin ini bikin tambah mual, ga nafsu makan, dan diare.. sehari bisa 3-4 kali pup.. benar-benar sangat menyiksa...

So, setelah perdebatan yang diiringi tangisan (halah), kami sepakat untuk terakhir kali ganti dokter, yakni dengan dr Prima Progestian di RSIA Muhammadiyah Taman Puring.. Waktu promil dulu, pernah mau ke dr Prima, tapi ternyata dr Prima cuti mendadak dan diganti dengan dokter lain (perempuan) yang mana tidak berlanjut karena kurang cocok.

Senin pagi setelah sholat subuh, buru2 aku WA cs rsia Muh Tampur untuk memastikan jadwal dr Prima. Alhamdulillah dokternya praktek pagi itu, dan langsung aku minta ijin kantor untuk tdk datang kerja hari itu. Syukur alhamdulillah, Allah permudah semuanya.. yang biasanya jalanan macet, ini sangat lancar.. bahkan terhitung perjalanan yang cepat. Sampai sana pun tidak menunggu lama untuk dipanggil ke ruangan dr Prima..

Setelah di usg tranvaginal oleh dr Prima, aku agak shock mendengar diagnosis beliau.. Sebenarnya dari rumah pun sudah memperkirakan hal yang terburuk antara sakit adenomyosis atau kista.. dan benar saja.. aku didiagnosis ada kista endometriosis atau kista coklat di ovary kanan sebesar 6,7 cm dan harus di operasi karena terhitung besar (di atas 4cm). Kata dokter kalau kista di bawah 4 cm, masih bisa untuk terapi obat atau langsung program hamil. Alhamdulillah untuk ovary kiri dan rahim bersih.

Dengan ekspresi tenang, lantas aku minta sama dokternya untuk membuatkan surat keterangan hasil usg yang menyatakan ada kista dan harus segera ada tindakan operasi untuk kemudian dirujuk dengan bpjs. Karena pas iseng tanya ke bagian cs untuk biaya operasi lumayan mahal buatku yang hanya karyawan biasa yakni sebesar 14 juta.

Oya sebelum aku urus dengan bpjs, sempat ada perdebatan kecil dengan suami, karena suami maunya dicoba pengobatan alternatif dulu selama 2-3 bulan, baru kalau tidak ada perkembangan langsung urus bpjs. Tapi karena ketakutan dan kekhawatiranku, takutnya malah semakin membesar.. akhirnya suami setuju juga untuk urus bpjs.

Dari rsia muh tampur, kami langsung menuju faskes 1 di klinik cirendeu.. dari situ alhamdulillah Allah mudahkan.. aku diminta memilih mau dirujuk ke rs mana.. akhirnya sepakat sama suami, aku memilih rsia hermina ciputat.. Lanjutlah kita siang itu juga ke rsia hermina ciputat..
MasyaAllah... antriannya buanyak banget.. tapi Alhamdulillah Allah mudahkan lagi.. karena antrian masih panjang, kami inisiatif untuk pulang ke rumah, makan siang dan istirahat... jam 5 sore kami kembali ke hermina.. dan syukur alhamdulillah ga lama langsung di panggil dan dijadwalkan untuk bertemu dengan dr Harry Syarief, spog.. Dokter yang sangat baik hati, semoga Allah sehatkan beliau (aamiin). Sekilas bertatapan dan ngobrol dengan beliau, mengingatkanku dengan alhamarhum bapak. Aku sangat bersyukur dipertemukan dengan dokter yang baik hati ini..

Konsul dengan dr Harry, beliau tidak merekomendasikan aku untuk tindakan bedah laparatomi karena belum pernah hamil dan melahirkan.. disamping itu, resiko laparatomi juga berat.. bisa terjadi perlengketan. Aku disarankan sama beliau untuk tindakan laparaskopy (tindakan bedah minimal  invansive) yang resikonya sangat kecil bahkan hampir tidak beresiko.. dan direkomendasikan untuk bertemu dengan dr Agus Syurur, spog (k) di fatmawati.

Sebenarnya dr Agus, praktek juga di hermina.. tetapi beliau tidak menerima pasien bpjs, dan terlebih lagi di hermina belum ada fasilitas Laparaskopy (LO). Ada, tapi harus sewa dari rs lain, sedangkan pasien bpjs tidak berbayar (gratisan). So, dirujuklah aku ke Fatmawati dengan bantuan dari hermina.

Alhamdulillah setelah rujukan diterima oleh rsup fatmawati, dua hari setelahnya suami mendaftarkan aku ke fatmawati.. masyaAllah alhamdulillah Allah permudah lagi bagi kami untuk bertemu dengan dr Agus..

Konsul berjalan dengan lancar, kami bertemu juga dengan dokter magang dari rscm. Kemudian aku diminta usg ulang lagi di rs fatmawati dan cek AMH untuk mengetahui cadangan sel telur. Ini penting sebagai dasar pengambilan keputusan dokter terkait operasi. Aku dijadwalkan untuk USG ulang tanggal 22 January 2018. Syukur alhamdulillah tidak bentrok dengan jadwal pulang kampung dengan mertua dan keluarganya yakni dari tanggal 17-21 January 2018.

Sebelum pulang kampung, aku sempatkan untuk cek AMH di Prodia Bona Indah pada hari Sabtunya tanggal 13 January 2018. Dan hasilnya di ambil oleh pak suami hari seninnya tanggal 15 January 2018.

Kami kembali ke Jakarta lagi pas banget tanggal 22 January (pagi). Setelah istirahat sebentar, aku dan suami langsung ke Fatmawati untuk menjalani USG tranvaginal. Oya temen-temen perlu tau, bagi yang belum pernah periksa kesini, di sini semua bagian terpisah.. misal usg, usg itu ada dokter khusus yang bagian usg bukan dokter kita atau obgyn..

Hari rabunya tanggal 24 January, kami kembali lagi ke dokter Agus dengan membawa hasil AMH.
Sedangkan untuk hasil USG tv sudah langsung di sertakan dalam jurnal Pasien.
Setelah dilihat oleh beliau, AMH ku tergolong masih bagus.. yakni 4. Perbandingannya untuk wanita yang sudah menopause kata dokter AMHnya adalah 0 koma. Alhamdulillah....
Dan dari hasil USG, terlihat bahwa ukuran kistaku 7,7 cm (tambah 1cm) dan ada sedikit perlengketan. Awalnya dokter menawariku untuk ikut penelitian dengan minum herbal (dari RS, semacam kapsul minyak ikan) selama dua bulan untuk melihat / meneliti, apakah dismenorhea nya sembuh dan kista mengecil atau tidak. Tapi berhubung suami menolak, karena aku termasuk orang yang susah minum obat, maka aku langsung dijadwalkan untuk operasi Laparaskopy hari Jum'at tanggal 23 Maret 2018. Dan perlu diketahui lagi, bahwa operasi di rsup fatmawati sangat sangat antri jadi memang harus bersabar 2-3 bulan. Tadinya dokter mencari jadwal terdekat di bulan February, tapi ternyata penuh.

Karena masih lama dari jadwal Operasi, kami dijadwalkan untuk kembali lagi menghadap beliau tanggal 14 February 2018 untuk mengambil surat rujukan pra operasi.

Pas tanggal 14 February, kami kembali lagi ke dokter Agus. Dan buat pengalaman lagi untuk temen-temen, bahwa disini harus bersabar menunggu panggilan dokter.. karena antriannya lumayan.. dan sangat disayangkan, karena terkadang dokternya baru datang menjelang siang.
Setelah di panggil, oleh dokter magang juga (kali ini perempuan), dibikinkan surat rujukan untuk ke 3 dokter, yakni dokter anastesi, dokter penyakit dalam dan dokter jantung (tanggal 5 Maret, 12 Maret, dan 13 Maret 2018). Pemeriksaan ini berkesinambungan antara satu dengan yang lain, karena untuk lanjut ke pemeriksaan selanjutnya, harus membawa hasil dari pemeriksaan yang sebelumnya.
Oya, berbeda dengan RS swasta lainnya yang bisa cukup 1 hari untuk pemeriksaan/konsul pra operasi, disini memakan waktu beberapa hari dan proses berkas-berkasnya cukup agak ribet yaa karena harus bolak-balik mendaftar dahulu ke cs terkait misal cs penyakit dalam dan cs jantung.. Paham kan yaa, disini setiap bagian terpisah, mungkin karena saking banyaknya pasien.. jadi diklasifikasi sendiri-sendiri..
Bersamaan saya mendaftar untuk konsul pra operasi, banyak juga bapak2. ibu2 dan yang sepantaran untuk mendaftar konsul pra operasi.. Kesannya agak.. gimana ya.. namanya juga RS tingkat A.. Bisa terbayang lah yaa.. Sebenarnya rsup fatmawati ini, fasilitasnya sudah cukup bagus. Waktu pertama-kedua kalinya datang, aku sendiri agak kecewa dengan pelayanan susternya yang agak "judes".. kalau kata suami sih karena udah banyak pengalaman dan tingkat stress yang tinggi , setiap harinya banyak sekali data pasien yang masuk. Tapi makin kesini, karena sudah paham alurnya, jadi sudah mulai terbiasa.

Nahh ! sepertinya sampai sini dulu aku berbagi pengalaman yaa... Nanti pasti aku share lagi kelanjutannya gimana. Pesan untuk teman-teman, kalian harus semangat.. Kalau ada gejala-gejala yang dirasa kurang wajar atau tidak seperti biasanya, jangan takut untuk cek ke dokter..
Semua yang kita alami adalah takdir. Tapi takdir itu ada yang bisa kita rubah dengan ikhtiar, kesabaran, keikhlasan dan Do'a !

Miss You.

Tidak ada komentar:

Kehamilan Kedua

            Waktu itu tanggal 7 Februari 2021, ada seseorang share di grup wa tentang seleksi beasiswa S2 tazkia jurusan magister ekonomi sy...